Rabu, 29 November 2017

Komedian itu jenius



Sumber : No film school.com

Penderitaanku mungkin membuat orang lain tertawa. Tapi tertawaku bukanlah karena penderitaan orang lain (Charlie Caplin, 1889 -1977)

Seorang (yang berani mengaku) komedian adalah orang jenius. Jenius karena untuk membuat orang lain tertawa, Ia harus bisa menertawakan dirinya sendiri.
Coba lihat bagaimana Charlie Capline menghibur penontonnya dengan membangun alur cerita sederhana tapi sulit ditebak. Baik dalam film durasi pendek maupun panjang Caplin sangat piawai membawakan materi yang cukup berat di zamannya mnejadi pesan yang mudah dicerna. Mungkin karena Caplin fokus pada pesan yang ingin disampaikan dan menggunakan media silent film (film bisu). Yang saya tau Caplin memang konsisten di genre silent film, meski sebenarnya sejak tahun 1927 film bersuara sudah banyak di produksi. Tapi itulah yang membuat Caplin berbeda dan menjadi legenda. Coba tonton  Caplin di film Moderen Times (1936) yang bercerita dampak hadirnya industrialisasi dalam kehidupan manusia. Atau film Great Dicatator (1940) dimana Caplin memerankan 2 tokoh sekaligus, yakni prajurit sekaligus tukang cukur Yahudi dan "Adenoid Hynkel". Film ini merupakan kritik terhadap  Adolf Hitler dan Nazi.


Sumber : jakarta.go.id

Di Indonesia juga ada beberapa komedian jenius. Salah satunya Bagio (1933-1993). Jebolan  FH UGM ini memilih profesi komedian daripada menjadi pengacara karena lebih tertarik menghibur orang daripada "menakuti" orang. Karena itu Bagio selalu melawak dengan gaya halus namun serius. Kekocakannya karena Bagio mampu membangun kelucuan dengan menjadikan dirinya bahan tertawaan  daripada menertawakan orang lain. Meski begitu bahan lelucon yang dibawakan Bagio sebenarna cukup berat bahkan seringkali merupakan sindiran atas fenomena di masyarakat dan kritikan terhadap pemerintah. Salah satu film yang melambungkan namanya adalah Boss Bagio Dalam Gembong Ibukota (1976).
Ditengah maraknya tayangan hiburan saat ini, ada baiknya mereka yang mengaku komedian atau hendak menjadi komedian belajar dari 2 legenda ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar